Seiring dengan diberlakukannya regulasi baru mengenai stablecoin di Hong Kong, investor ritel perlu meninjau kembali strategi investasi mereka untuk menyesuaikan dengan lingkungan regulasi yang berubah ini. Mulai Oktober 2025, penerbitan stablecoin oleh lembaga yang tidak memiliki izin akan dianggap sebagai kejahatan pidana, dengan hukuman penjara maksimum 7 tahun. Oleh karena itu, investor harus bertindak hati-hati dan memverifikasi legalitas lembaga penerbit stablecoin melalui situs resmi Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA).
Untuk mengurangi risiko, investor ritel harus menerapkan strategi diversifikasi investasi. Disarankan agar proporsi stablecoin tunggal dalam portofolio investasi dikendalikan di bawah 30% dari total aset. Portofolio investasi stablecoin yang seimbang mungkin termasuk: stablecoin yang dinyatakan dalam HKD untuk transaksi sehari-hari, stablecoin RMB offshore untuk melindungi dari fluktuasi nilai tukar, serta stablecoin likuiditas tinggi yang dijamin oleh obligasi negara AS seperti USDC.
Meskipun regulasi semakin ketat, masih ada beberapa peluang investasi potensial di lingkungan baru. Misalnya, investor dapat memperhatikan protokol pinjaman keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh stablecoin yang diterbitkan oleh lembaga berlisensi. Protokol ini dapat menawarkan tingkat pengembalian tahunan yang berkali-kali lipat lebih tinggi daripada simpanan bank tradisional.
Peluang lain yang potensial adalah arbitrase lintas batas. Investor ritel dapat memanfaatkan selisih harga antara yuan offshore (CNH) dan yuan onshore (CNY) untuk melakukan operasi arbitrase di platform perdagangan yang mematuhi peraturan. Namun, investor ritel perlu memperhatikan batasan transaksi harian, yang biasanya sebesar 20.000 USD.
Secara umum, di bawah kerangka regulasi yang baru, investor ritel perlu mencapai keseimbangan antara mengejar imbal hasil dan mengendalikan risiko. Memantau dinamika regulasi dengan cermat, memilih saluran investasi yang sesuai dengan regulasi, dan melakukan diversifikasi portofolio secara moderat akan menjadi langkah bijak untuk menghadapi lingkungan baru. Pada saat yang sama, investor juga harus tetap waspada, menghindari terjebak dalam kemungkinan area abu-abu regulasi atau jebakan investasi berisiko tinggi.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
3
Bagikan
Komentar
0/400
AirdropCollector
· 08-06 05:51
Regulasi semakin ketat? Sudahlah, pergi saja.
Lihat AsliBalas0
ChainComedian
· 08-06 05:50
jebakan? Sudahlah, investor ritel punya nyawa untuk menghasilkan tetapi tidak punya nyawa untuk menghabiskannya.
Seiring dengan diberlakukannya regulasi baru mengenai stablecoin di Hong Kong, investor ritel perlu meninjau kembali strategi investasi mereka untuk menyesuaikan dengan lingkungan regulasi yang berubah ini. Mulai Oktober 2025, penerbitan stablecoin oleh lembaga yang tidak memiliki izin akan dianggap sebagai kejahatan pidana, dengan hukuman penjara maksimum 7 tahun. Oleh karena itu, investor harus bertindak hati-hati dan memverifikasi legalitas lembaga penerbit stablecoin melalui situs resmi Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA).
Untuk mengurangi risiko, investor ritel harus menerapkan strategi diversifikasi investasi. Disarankan agar proporsi stablecoin tunggal dalam portofolio investasi dikendalikan di bawah 30% dari total aset. Portofolio investasi stablecoin yang seimbang mungkin termasuk: stablecoin yang dinyatakan dalam HKD untuk transaksi sehari-hari, stablecoin RMB offshore untuk melindungi dari fluktuasi nilai tukar, serta stablecoin likuiditas tinggi yang dijamin oleh obligasi negara AS seperti USDC.
Meskipun regulasi semakin ketat, masih ada beberapa peluang investasi potensial di lingkungan baru. Misalnya, investor dapat memperhatikan protokol pinjaman keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh stablecoin yang diterbitkan oleh lembaga berlisensi. Protokol ini dapat menawarkan tingkat pengembalian tahunan yang berkali-kali lipat lebih tinggi daripada simpanan bank tradisional.
Peluang lain yang potensial adalah arbitrase lintas batas. Investor ritel dapat memanfaatkan selisih harga antara yuan offshore (CNH) dan yuan onshore (CNY) untuk melakukan operasi arbitrase di platform perdagangan yang mematuhi peraturan. Namun, investor ritel perlu memperhatikan batasan transaksi harian, yang biasanya sebesar 20.000 USD.
Secara umum, di bawah kerangka regulasi yang baru, investor ritel perlu mencapai keseimbangan antara mengejar imbal hasil dan mengendalikan risiko. Memantau dinamika regulasi dengan cermat, memilih saluran investasi yang sesuai dengan regulasi, dan melakukan diversifikasi portofolio secara moderat akan menjadi langkah bijak untuk menghadapi lingkungan baru. Pada saat yang sama, investor juga harus tetap waspada, menghindari terjebak dalam kemungkinan area abu-abu regulasi atau jebakan investasi berisiko tinggi.