Satu kesalahan yang sering saya lihat dilakukan para trader adalah menganggap sentimen yang menggerakkan harga. "Jika orang-orang optimis, harga akan naik."
Ini adalah penyederhanaan yang besar.
Inilah alasannya:
1. Sentimen ≠ posisi Hanya karena orang-orang optimis bukan berarti mereka berada dalam posisi seperti itu.
2. Sentimen dapat menjadi indikator kontra Ketika semua orang optimis, siapa yang tersisa untuk membeli?
3. Sentimen dapat memerlukan waktu untuk terwujud Pasar dapat tetap tidak rasional lebih lama daripada Anda dapat bertahan solvent.
4. Kerangka waktu yang berbeda Pedagang jangka pendek dan investor jangka panjang dapat memiliki pandangan yang bertentangan.
5. Struktur pasar lebih penting Likuiditas, aliran pesanan, dan dinamika pasar sering kali lebih penting daripada sentimen.
6. Perubahan narasi terjadi dengan cepat Kisah bullish hari ini bisa menjadi bearish besok.
7. Sentimen tidak selalu akurat Kamar gema media sosial dapat mendistorsi sentimen pasar yang sebenarnya.
8. Pemain besar menggerakkan pasar Sentimen ritel sering kali tidak terlalu penting dibandingkan dengan aliran institusional.
9. Faktor eksternal Peristiwa makro, regulasi, dll. dapat mengesampingkan sentimen.
10. Tidak semua sentimen adalah sama Sentimen pemangku kepentingan kunci lebih penting daripada opini publik umum.
Jangan abaikan sentimen, tetapi jangan hanya mengandalkannya saja.
Gunakan itu sebagai salah satu alat dalam seperangkat alat yang lebih luas untuk analisis pasar.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
4
Bagikan
Komentar
0/400
StableBoi
· 08-03 06:45
ngmi bro... ritel selalu mendapatkan rekt
Lihat AsliBalas0
FloorPriceWatcher
· 08-03 06:45
investor ritel selamanya adalah catch a falling knife
Lihat AsliBalas0
ArbitrageBot
· 08-03 06:44
Semua orang mabuk, hanya saya yang sadar.
Lihat AsliBalas0
BearHugger
· 08-03 06:35
pro yang dikatakan benar, investor ritel sama sekali tidak dapat menggoyangkan dana besar.
Mengapa Sentimen Saja Tidak Cukup
Satu kesalahan yang sering saya lihat dilakukan para trader adalah menganggap sentimen yang menggerakkan harga.
"Jika orang-orang optimis, harga akan naik."
Ini adalah penyederhanaan yang besar.
Inilah alasannya:
1. Sentimen ≠ posisi
Hanya karena orang-orang optimis bukan berarti mereka berada dalam posisi seperti itu.
2. Sentimen dapat menjadi indikator kontra
Ketika semua orang optimis, siapa yang tersisa untuk membeli?
3. Sentimen dapat memerlukan waktu untuk terwujud
Pasar dapat tetap tidak rasional lebih lama daripada Anda dapat bertahan solvent.
4. Kerangka waktu yang berbeda
Pedagang jangka pendek dan investor jangka panjang dapat memiliki pandangan yang bertentangan.
5. Struktur pasar lebih penting
Likuiditas, aliran pesanan, dan dinamika pasar sering kali lebih penting daripada sentimen.
6. Perubahan narasi terjadi dengan cepat
Kisah bullish hari ini bisa menjadi bearish besok.
7. Sentimen tidak selalu akurat
Kamar gema media sosial dapat mendistorsi sentimen pasar yang sebenarnya.
8. Pemain besar menggerakkan pasar
Sentimen ritel sering kali tidak terlalu penting dibandingkan dengan aliran institusional.
9. Faktor eksternal
Peristiwa makro, regulasi, dll. dapat mengesampingkan sentimen.
10. Tidak semua sentimen adalah sama
Sentimen pemangku kepentingan kunci lebih penting daripada opini publik umum.
Jangan abaikan sentimen, tetapi jangan hanya mengandalkannya saja.
Gunakan itu sebagai salah satu alat dalam seperangkat alat yang lebih luas untuk analisis pasar.